Surabaya Nihil PMK, Video Sapi Mati di RPH Jadi Sorotan AMI


Surabaya, jakwarta.com – Kepala Bidang Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, drh. Sunarno Aristono, memastikan bahwa hingga saat ini Surabaya masih bebas dari kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). 

Namun, beredarnya video yang memperlihatkan seekor sapi mati di Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya memicu perhatian publik, terutama dari Aliansi Madura Indonesia (AMI).

Sekretaris Jenderal AMI, Abdul Aziz, S.H., menyoroti kejadian tersebut dan meminta DKPP Surabaya mengambil langkah solutif untuk menghindari keresahan masyarakat.

"Kita kembali digegerkan dengan adanya sapi yang meninggal di RPH. Ada kejanggalan apa di sini? Seharusnya ada skrining ketat sebelum penyembelihan," ujar Aziz, Selasa (11/3).

Ia menegaskan bahwa meskipun proses penyembelihan di RPH Pegirian dan RPH Kedurus telah memenuhi standar, insiden sapi mati sebelum disembelih tetap menjadi perhatian. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan hewan perlu diperketat guna memastikan keamanan pangan bagi masyarakat.

Menanggapi hal tersebut, drh. Sunarno Aristono menjelaskan bahwa setiap sapi yang masuk ke RPH telah melalui pemeriksaan dokter hewan. Ia juga memastikan bahwa sapi yang mati sebelum disembelih tidak boleh diperjualbelikan dan harus dimusnahkan sesuai prosedur.

"Jika ada sapi mati di RPH, kemungkinan besar karena kelelahan. Tapi yang jelas, sapi yang mati sebelum disembelih tidak boleh dijual. Harus dikubur atau dibakar sesuai regulasi," tegasnya.

Aristono juga menambahkan bahwa sistem pengelolaan RPH di Surabaya berbeda dengan daerah lain di Jawa Timur. Jika di Sidoarjo dan Gresik RPH dikelola oleh dinas peternakan setempat, di Surabaya RPH beroperasi sebagai badan usaha tersendiri dengan pengawasan dokter hewan.

"Meski begitu, kami tetap melakukan pembinaan dan pengawasan. Sapi yang akan disembelih harus memenuhi prosedur ketat agar daging yang dikonsumsi masyarakat terjamin keamanannya. Setiap sapi yang masuk ke RPH wajib dilengkapi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). Jika ada informasi terkait sapi yang tidak memenuhi persyaratan tersebut, segera laporkan kepada kami," jelasnya.

Lebih lanjut, Aristono menegaskan bahwa meskipun PMK tidak menular ke manusia, penyakit ini berdampak besar pada sektor ekonomi karena menurunkan nilai jual sapi secara drastis. Oleh karena itu, pengawasan terhadap kesehatan hewan di RPH akan terus diperketat guna memastikan daging yang beredar di Surabaya tetap sehat dan berkualitas.

Sumber: Aliansi Madura Indonesia (AMI) 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Live Tv