Pelatihan Relawan Sosial untuk Korban Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di Hotel Balairung
Jakarta Timur, jakwarta.com – Pelatihan Relawan Sosial Panel 4 berlangsung di Hotel Balairung, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, selama dua hari. Kegiatan ini dihadiri oleh delegasi dari berbagai kampus Muhammadiyah serta relawan bencana se-DKI Jakarta.
Moderator acara, Kons. Dr. Melina Lestari, M.Pd., memandu jalannya diskusi. Salah satu narasumber, Bunyamin, membawakan materi tentang peningkatan kompetensi kader persyarikatan. Ia menjelaskan bahwa profil ideal kader Muhammadiyah terlihat dari sikap, perilaku, serta komitmen dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi kader Muhammadiyah didefinisikan sebagai kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten, mencerminkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki.
Menurut Pedoman Majelis Pendidikan Kader (2010), kader adalah anggota inti yang terlatih dan memiliki komitmen terhadap perjuangan serta cita-cita Persyarikatan. Bunyamin juga menguraikan empat kompetensi utama kader Muhammadiyah, yaitu:
1. Kompetensi Keberagaman: Kemampuan memahami dan menghargai perbedaan dalam kehidupan beragama.
2. Kompetensi Akademisi dan Intelektual: Kemampuan berpikir kritis dan analitis.
3. Kompetensi Kemanusiaan dan Pelopor: Kemampuan memimpin dan menjadi pelopor dalam berbagai aktivitas kemanusiaan.
4. Kompetensi Keorganisasian dan Kepemimpinan: Kemampuan memimpin dan mengelola organisasi dengan baik.
Sesi berikutnya diisi oleh Ds. H. Akhmad Baidun, M.Si., yang memaparkan materi tentang dukungan psikologis awal (DPA) bagi korban bencana. Materi ini bertujuan untuk membekali relawan dengan teknik memberikan dukungan psikologis kepada individu atau kelompok rentan yang mengalami krisis, masalah, keadaan darurat, atau bencana.
Akhmad menjelaskan enam langkah dalam memberikan DPA, yaitu: melihat, mendengar, memberikan rasa aman dan nyaman, menjalin koneksi, melindungi, serta menumbuhkan harapan. Ia juga menguraikan definisi DPA sebagai serangkaian keterampilan yang dirancang untuk mengurangi dampak negatif stres dan mencegah gangguan kesehatan mental. Fokus DPA meliputi kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, perilaku yang berfungsi baik, serta koneksi sosial yang kuat.
Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi relawan dalam menghadapi situasi darurat, terutama dalam memberikan dukungan psikologis kepada korban bencana gempa bumi dan tsunami. (Adang)