Achmad Lukman, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana DKI Jakarta, Jadi Narasumber pada Pelatihan Relawan Sosial untuk Korban Gempa Bumi dan Tsunami
Jakarta, jakwarta.com – Achmad Lukman, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana DKI Jakarta, hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Pelatihan Relawan Sosial yang diselenggarakan oleh Majelis Pelayanan Kesejahteraan Sosial (MPKS) PWM DKI Jakarta. Pelatihan yang berlangsung selama dua hari ini digelar di Hotel Balairung, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, dan dihadiri oleh delegasi kampus Muhammadiyah serta relawan bencana dari berbagai wilayah di DKI Jakarta.
Kegiatan pelatihan tersebut memasuki hari terakhir dengan Bahri sebagai moderator, yang memulai acara dengan memperkenalkan CV Achmad Lukman kepada peserta. Achmad Lukman kemudian memaparkan materi dengan tema "Literasi Dasar Penanganan Kebencanaan, Kebutuhan Khusus, dan Sistem Rujukan."
Dalam pemaparannya, Achmad Lukman menjelaskan bahwa Literasi Dasar Penanganan Kebencanaan adalah pengetahuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki setiap individu atau masyarakat untuk memahami, mengantisipasi, dan merespon berbagai jenis bencana. Literasi ini, menurutnya, sangat penting untuk beberapa alasan, di antaranya meningkatkan kesiapsiagaan, mencegah kepanikan, mempercepat proses evakuasi, meminimalisir jumlah korban, dan memudahkan proses pemulihan.
Achmad Lukman juga menekankan pentingnya memahami kebutuhan khusus dalam penanganan bencana, terutama bagi kelompok rentan seperti disabilitas fisik dan mental, lansia, anak-anak, serta wanita hamil. Ia menjelaskan bahwa mengenali risiko bencana, membuat rencana evakuasi, mempersiapkan perlengkapan darurat, serta berkomunikasi secara efektif adalah langkah-langkah kunci dalam melindungi kelompok-kelompok ini.
Selain itu, Achmad Lukman juga membahas pentingnya sistem rujukan dalam situasi bencana, yaitu mekanisme yang mengatur pengiriman pasien dari satu fasilitas kesehatan ke fasilitas kesehatan lain yang memiliki kapasitas dan keahlian yang lebih memadai. Sistem rujukan ini penting untuk memastikan akses layanan, meningkatkan kualitas pelayanan, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
Proses sistem rujukan mencakup identifikasi pasien, penilaian kondisi, pemilihan fasilitas rujukan, akses transportasi, hingga penerimaan di fasilitas tujuan. Namun, ia juga menyebutkan bahwa sistem ini sering menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan sumber daya (ambulans, tenaga medis, fasilitas kesehatan), komunikasi yang buruk antar fasilitas, dan tingginya biaya transportasi serta perawatan.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Achmad Lukman mengusulkan beberapa solusi, di antaranya memperkuat koordinasi antara berbagai pihak terkait, meningkatkan kapasitas fasilitas kesehatan terutama di daerah terpencil, serta mengembangkan sistem informasi yang terintegrasi untuk mempermudah proses rujukan dan pemantauan pasien.
Kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat membekali para relawan sosial dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk membantu korban bencana gempa bumi dan tsunami di masa mendatang. (Adang)